Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang pertama (Norman Vincent Peale)

Pageviews last month

Search This Blog

Wednesday 4 December 2013

Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Kejadian ini memberikan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : 
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
(b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara
(c) gangguan terhadap permukiman penduduk, 
(d) pengurangan produktivitas lahan pertanian,
(e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb).  
Masalah mengenai lingkungan pada dasarnya memiliki solusi yang berasal dari lingkungan juga. Salah satunya efek rumah kaca dan pemanasan global yang bisa direduksi dengan bantuan mikroorganisme. Gas rumah kaca yang disebabkan oleh bahan bakar fosil, seperti karbon dioksida ketika dilepaskan di atmosfir, keberadaannya akan menghalangi panas yang akan meninggalkan bumi sehingga akan meningkatkan temperature bumi. Bila hal ini terjadi maka akan terjadi perubahan iklim yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan di lingkungan kita. Selain disebabkan oleh CO2, gas berikut juga memiliki kontribusi dalam pemanasan global, methane (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Peran mikroorganisme untuk mengurangi kadar gas pemicu terjadinya pemanasan global sangat dibutuhkan. Mikroorganisme dapat menjadi penyebab atau korban, namun juga dapat menjadi penyelamat alami mengatasi pemanasan global. 

Proses Terjadinya Pemanasan Global 
Gelombang cahaya matahari memanaskan bumi. Cahaya matahari ini harus melalui lapisan atmosfer yang menyelubungi dan melindungi bumi. Cahaya ini kemudian diserap oleh benda-benda yang ada di bumi. Sisanya dipantulkan kembali ke ruang angkasa melalui radiasi.
Atmosfer yang menyelimuti bumi terdiri atas campuran berbagai gas. Beberapa jenis gas seperti karbondioksida, dinitroksida, dan metana menahan panas matahari yang masuk dan mencegahnya kembali ke angkasa. Hal ini yang menyebabkan permukaan bumi tetap hangat sehingga bisa ditinggali makhluk hidup. Gas-gas tadi dinamakan Gas Rumah Kaca (GRK) karena efeknya mirip panel yang berfungsi menahan panas supaya rumah kaca tetap hangat.
Tetapi jika GRK terlalu banyak, panas matahari yang terperangkap di bumi terlalu banyak sehingga suhu bumi meningkat. Dari tahun ke tahun jumlah GRK semakin banyak karena polusi yang disebabkan manusia. Hal ini menyebabkan bumi semakin panas. Diantara semua gas tadi, Karbondioksida adalah GRK utama. Jumlahnya sekitar 80% dari keseluruhan GRK.
Ada banyak hal yang menimbulkan GRK. Karbondioksida muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara, gas, dan minyak. Penebangan hutan juga menyumbang tingginya karbondioksida di atmosfer. Saat pohon ditebang, ia melepaskan karbondioksida karena pohon berfungsi menyerap karbon. Pertanian juga ikut menyumbang GRK. Lahan pertanian yang dipupuk dengan pupuk bernitrogen  akan menghasilkan Dinitroksida.

Methanogen
Mikro organisme yang disebut methanogen yang hidup dalam habitat bebas oksigen, memproduksi gas methan yang cukup untuk memanaskan bumi agar tidak membeku. Untuk menciptakan efek rumah kaca sekuat itu, para peneliti dari NASA memperhitungkan konsentrasi karbondikosida di atmosfir sekitar dua persen. Artinya, diperlukan volume gas karbondioksida 50 kali lipat dari volume saat ini tetapi hanya dibutuhkan 0,1 persen konsentrasi gas methan untuk menjaga agar bumi tidak membeku. 
           Selama sekitar dua milyar tahun, mikroorganisme methanogen berkembang biak di bumi yang dipenuhi aktivitas vulkanisme. Methanogen mengkonsumsi karbondioksida dan hidrogen, yang dimuntahkan gunung api dan memproduksi gas methan sebagai produk buangan. Selama milyaran tahun konsentrasinya menjadi cukup besar untuk menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global di bumi. Diperkirakan, suhu bumi ketika itu, rata-rata 33 derajat Celsius atau jauh lebih panas ketimbang suhu rata-rata selama 100.000 tahun terakhir ini. Ketika produksi gas methan melebihi konsentrasi satu promile, sistem thermostat global di atmosfir bekerja dengan mengubah methan menjadi rantai polymer panjang yang menghalangi cahaya matahari sehingga menyebabkan terjadinya semacam penyejukan suhu global.
            Akibatnya, pada zaman kambrium yakni sekitar 542 juta tahun lalu, terjadi eksplosi biologi di permukaan bumi yaitu tiba-tiba keanekaragaman hayati meningkat secara drastis. Dalam waktu hanya 40 juta tahun, jumlah biomassa yang menjadi cikal bakal organisme modern semakin banyak jenisnya. Pemicunya diduga emisi oksigen ke atmosfer yang membunuh mikroorganisme methanogen, tetapi memunculkan semakin banyak organisme lain yang berderajat lebih tinggi. 

Pengendalian Pemanasan Global

1. Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.


2.Persetujuan internasional

Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janaerio, Brazil 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang. 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
   
3.Mikroba sungai kotor tekan pemanasan global

           Cara lain yang bisa dilakukan untuk adaptasi terhadap pemanasan global yaitu memanfaatkan bakteri yang biasa ditemukan di sungai kotor dan tercemar. Mikroba dari sungai tercemar bisa dimanfaatkan untuk mengikat unsur gas rumah kaca dari atmosfer dan rekayasa genetika pada bakteri jenis tertentu terbukti mampu mengikat karbondioksida dan metana, dua komponen terbesar gas rumah kaca, hingga 30 persen.

LYTHRACEAE


Semak, perdu atau pohon, tidak pernah memnjat. Daun berhadapan, berkarang atau tersebar, tunggal, tepi rata. Daun penumpu ada atau tidak ada. Bunga kebanyakan beraturan, berkelamin dua, berbilang 3-8, pada pangkalnya kerap kali dengan dua daun pelindung. Kelopak bersatu, kadang-kadang berseling dengan taju tambahan yang kecil. Daun kelopak tertancap di antara taju kelopak, kadang-kadang tidak ada. Benang sari satu sampai banyak, kerap kali tidak sama, kepala sari beruang dua. Bakal biji menumpang, kadang-kadang tertancap pada dasar tabung kelompok, beruang 1-7. Tangkai putik 1. Kepala putik bentuk titik atau tombol. Buah kotak membuka atau tidak, berbiji banyak.

1.        Pemphis

Perdu atau pohon kecil, tinggi 0,2-4 m. Batang utama pendek, kadang-kadang terlentang. Pada banyak bagian berambut halus. Daun berhadapan, bertangkai pendek, eliliptis memanjang, dengan pangkal bentuk baji, 1-3 kali 0,3-1,3 cm, berdaging tipis, sedikit asam. Bunga bertangkai pendek, bertangkai putik tidak sama, artinya sebagian dengan tangkai putik panjang dan benang sari pendek, sebagian dengan tangkai putik pendek dan benang sari panjang. Kelopak bentuk lonceng tabung, tinggi 6-8 mm, taju segitiga lebar, taju tambahan berbentuk paku. Daun mahkota eliptis sampai memanjang, panjang 6-8 mm, mengkerut, putih cerah. Benang sari berseling, antara yang panjang dan pendek,menancap pada tabung kelopak. Kepala putik lebar. Bakal buah beruang 1. Buah ellipsoid, lk sama panjang dengan kelopak, membuka dengan tutup. Biji bentuk baji, dengan tepi tebal. Hanya di tepi laut atau dekat laut, pada pantai berlumpur.

2.        Lagerstroemia
Pohon, tinggi 10 – 45 m. Daun bertangkai cukup pendek, oval, ellips, atau memanjang, serupa kulit, hijau tua, 9 – 28 kali 4 – 12 cm. Bunga bertangkai putik sama. Malai panjang 10 – 50 cm, di ujung atau dalam ketiak daun yang tinggi. Kelopak sisi luar berambut; tabung bentuk lonceng, dengan 12 atau 14 rusuk; taju lancip. Daun mahkota dengan kuku tipis, panjang lk 0,5 cm; helaian bulat telur terbalik sampai bentuk bulat, keriting, ungu, panjang lk 3 cm. Benang sari boleh dikatakan sama. Bakal buah beruang 3 – 7, gundul. Buah bentuk bola sampai bentuk bulat memanjang, berparuh panjangnya 2 – 3,5 cm, pecah menurut ruang dengan 3 – 7 katup. Biji cukup besar, pada pangkalnya dengan alat tambahan yang menebal, pada ujungnya dengan sayap berbentuk pisau. Di hutan yang ringan; kerapkali ditanam sebagai pohon hias. 1 – 300 ( - 800 m ).

3.        Lawsonia
     Perdu tegak, berduri atau tidak, tinggi 1,5 – 4 m. Rantai muda bersegi empat tajam sampai bersayap            empat, yang tua boleh dikatakan tajam. Daun berhadapan, bertangkai pendek, elliptis, bentuk memanjang     atau bulat telur terbalik, dengan ujung dan pangkal lancip, 1,5 – 5 kali 1 – 3 cm. Bunga berbau enak.             Malai di ujung dan di ketiak. Kelopak berbagi dalam; tabung bentuk kerucut terbalik, tinggi 1,5 cm; taju       bulat telur, menjauh, runcing. Daun mahkota duduk, bentuk ginjal, berlipat sekali, lebih panjang daripada       kelopak, kuning muda, kemudian kerapkali kemerahan. Bakal buah beruang 2 – 4. Kepala putik kecil.         Buah duduk di atas tabung kelopak yang datar, lk bentuk bola, diameter 5 – 8 mm,dimahkotai oleh               pangkal tangkai putik. Biji bentuk pyramid terbalik. 

Wednesday 27 November 2013

Jamur Kuping (Auricularia Polytrica)

Jamur kuping termasuk jamur kayu, merupakan species yang memiliki tubuh buah paling besar diantara familia Auriculariceae. Heminium yang menghasilkan basidium panjangnya dan bersel 4, terdapat pada permukaan bawah. Jamur segar umumnya mengandung 85-89 persen air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 persen (berat kering) terdiri atas asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan phoshpolipida. Karbohidrat ada dalam bentuk glikogen, khitin, dan sebuah polimer N-asetil glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur.
Jamur kuping memiliki permukaan bagian atas yang agak mengkilat dan halus, bagian bawah berbulu halus dan banyak mengandung spora. Tubuh buah duduk atau bertangkai pendek,berbentuk mangkok beraturan, biasanya berlekuk tak beraturan. Penampangnya beberapa cm sampai 2 dm, kalau basah seperti agar-agar, kalau kering menjadi kerupang kecil,berwarna coklat tua atau hitam, kenyal seperti tulang muda.
Jamur kuping telah lama dikenal oleh masyarakat, jauh sebelum jamur merang dibudidayakan, karena banyak tumbuh pada media kayu di desa-desa, tumbuh di kayu yang telah busuk. dan biasa dibiarkan begitu saja. Jamur kuping dikenal dengan banyak nama, karena terdapat di mana-mana. Di Jawa Barat dinamakan supa lember. Di Eropa dikenal dengan nama Oortjeszwam, di Jepang dengan nama Kikurage, orang Yahudi menyebutnya Jew's ear fungi. Di Indonesia, jamur kuping bisa ditemukan di sekitar Bogor, Sukabumi atau tempat sejuk lainnya seperti di daerah Yogya. Sedangkan di luar negeri banyak di budidayakan di Taiwan, Hongkong, Vietnam, Malaysia.
Sebagai organisme yang tidak berklorofil, jamur tidak dapat melakukan fotosintesis seperti halnya tumbuh – tumbuhan. Dengan demikian jamur tidak dapat menggunakan energi matahari secara langsung. Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, protein, dan senyawa pati. Bahan – bahan ini akan diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk tumbuh dan berkembang. Semua jamur yang bersifat edibel bersifat saprofit yaitu organisme yang hidup dari senyawa organik yang telah mati (Sinaga, 1999).

2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi jamur kuping menurut Alexopolous dan Mins (1979) adalah sebagai berikut:
Kingdom         Fungi
Division           Amastigomycota
Class                Basidiomycetes
Ordo                Auriculariales
Family             Auriculariae
Genus              Auricularia
Species            A. polytricha (Mont.)Sacc.
                       
2.2.2 Perkembangan dan Siklus Hidup
Menurut Alexopoulus, J (1979) bahwa siklus hidup dari anggota Basidiomycetes ini terdiri dari 9 tahap, dimana tahap perkembangannya meliputi :
  1. Perkecambahan basidiospora,
  2. Pembentukan miselium hamokariotik yang haploid, jika terjadi siklus aseksual akan dihasilkan oidia,
  3. Proses plasmogami,
  4. Terbentuk miselium fertile, jika terjadi siklus aseksual akan menghasilkan spora binukleid,
  5. Pembentukan tubuh buah jamur,
  6. Pembentukan basidia,
  7. Peleburan sepasang nuclei dari 2 tipe induk (kariogami),
  8. Berlangsungnya proses meiosis,
  9. Terbentuknya basidiospora.
Auricularia polytricha berkembang biak dengan spora. Di tempat yang lembab spora-spora ini akan berkecambah membentuk semacam benang halus yang dinamakan hifa. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh. Jalinan sejumlah hifa yang membentuk jaringan disebut miselium.


Fungi (Sifat dan Klasifikasi Fungi)

Fungi
Jamur (Fungi) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam Kingdom Tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya apabila ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksinya (Campbell, 2003).

Sifat Fungi
Fungi termasuk eukariot dan memiliki sifat-sifat tertentu sama dengan tumbuh-tumbuhan, seperti memiliki dinding sel, vakuola berisi getah sel dan dengan mikroskop dapat diamati aliran plasma yang baik dan juga sifat nyata ketidakmampuan untuk bergerak. Fungi tidak mengandung pigmen fotosintesis dan bersifat C-heterotrof. Fungi tumbuh pada kondisi aerob dan memperoleh energi dengan mengoksidasi bahan organik. Fungi menunjukkan diferensiasi yang sederhana, dan juga hampir tidak ada pembagian kerja (Schlegel, 1994a).
Fungi tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa bergantung dari zat-zat yang telah dibuat oleh organisme lain (Dwidjoseputro, 1978). Fungi memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya sehingga disebut organisme heterotrofik. Sebagai makhluk heterotrof, fungi dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit (Anonim, 1995).

  1. Parasit obligat
Merupakan sifat fungi yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat     hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

  1. Parasit fakultatif
Adalah fungi yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika             tidak mendapatkan inang yang cocok.

  1. Saprofit
Merupakan fungi pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Fungi saprofit menyerap            makanannya dari organisme yang telah  mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar          jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul      kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga            langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Klasifikasi Fungi

 Sistem klasifikasi fungi didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Menurut Alexopoulus (1962), Thallophyta yang tidak berklorofil dibagi atas (Dwidjoseputro, 2003):

  1. Phylum Schizomycophyta (bakteri)
  2. Phylum Myxomycophyta (jamur lendir)
  3. Phylum Eumycophyta (jamur benar)
Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya, Phylum Eumycophyta terbagi atas empat kelas (Pelczar dan Chan, 1986), yaitu :

  1. Kelas Phycomycetes (zygomycetes)
Kelas ini meliputi fungi tingkat rendah, dimana benda vegetatifnya berhifa bercabang-cabang beberapa kali, berinti banyak dan tidak bersekat. Sebagian besar fungi berderajat rendah menghasilkan spora dalam sporangium. Bentuk yang primitif, yang disesuaikan untuk hidup dalam air membentuk spora dan gamet yang mampu bergerak. Fungi jenis ini dapat bereproduksi secara aseksual maupun seksual dan merupakan pathogen oportunis yaitu tidak dapat menyebabkan penyakit pada inang sehat, tetapi menyebabkan mikosis pada inang terkompromi.

Contoh :

                                                                 Rhizopus oryzae

  1. Kelas Ascomycetes
Kelas ini mempunyai ciri yaitu pembentukan askus yang merupakan tempat dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah atau askokarp yang melindungi askus bersama askosporanya. Secara aseksual, jamur uniseluler memperbanyak diri dengan membentuk tunas sedangkan pada jamur multiseluler melalui pembelahan biner dan pembentukkan konidia dalam jumlah besar. Jamur ini hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada pula yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes. Jamur ini mempunyai miselium yang bersekat-sekat. Contoh spesies dari kelas ini adalah Sacharomyces cerevisae, Neurospora sitophila, Peniciliium notatum, Aspergillus oryzae, dan lain-lain.
                                Pennicilium notatum                     Sacharomyces cereviseae

  1. Kelas Basidiomycetes
Basidiomycetes dipandang sebagai fungi yang perkembangannya paling tinggi di antara kelompok fungi. Organ yang khas pada basidiomycetes yaitu basidium, sebuah sel cendawan yang terdapat di ujung, yang sesuai dengan askus. Dari basidium ini lazimnya dipisahkan ke luar empat basidiospora. Basidiospora ini berinti tunggal dan haploid. Seperti juga askospora, basidiospora ini juga merupakan hasil plasmogami, kariogami dan meiosis. Miset basidiomiset terdiri dari hifa-hifa berseptum. Fungi ini merupakan basidiomiset patogenik yang paling penting pada manusia dan dapat menimbulkan kriptokokosis. Banyak jamur yang bersifat sangat beracun dan mengandung mikotoksin. Contoh spesies dari kelas ini adalah Volvariella volvacea, Puccinia graminis, dan lain-lain.

                                                                Ganoderma lucidum

  1. Kelas Deuteromycetes
Kelas ini meliputi fungi yang tingkat reproduksinya belum jelas sehingga fungi jenis ini dinamakan juga fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Dan sebagian besar fungi patogenik pada manusia adalah Deuteromycetes. Fase saprofiliknya berbentuk miselium dan fase parasitiknya banyak ditemukan pada khamir. Contoh spesies dari kelas ini adalah jamur oncom. Sebelum diketahui pembiakan generatifnya jamur oncom dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dan dimasukkan ke dalam kelas Ascomycotina.

         Alternaria alternata
                                                                                        Microsporum sp




Thursday 29 August 2013

Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu Pada Media Sabut Kelapa Terhadap Produktivitas Dan Jenis Triterpenoid Lingzhi

Abstract:

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah cair tahu pada media sabut kelapa terhadap produktivitas dan jenis triterpenoid Lingzhi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan deskriptif. Metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap digunakan untuk analisis produktivitas Lingzhi yang terdiri dari lima perlakuan yaitu penambahan limbah cair tahu konsentrasi 0%, 3%, 6%, 9% dan 12%. Metode deskriptif digunakan untuk analisis jenis triterpenoid Lingzhi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu sebesar 3% memberikan hasil yang optimal terhadap waktu munculnya primordia yaitu 205,2 hari setelah inokulasi (HSI) dan rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi yaitu 3,95 gram pada panen pertama, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah, diameter dan berat kering tubuh buah Lingzhi.

Description:

Penambahan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda menghasilkan jenis triterpenoid yang berbeda. Penambahan limbah cair tahu konsentrasi 0% menghasilkan 8 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (?, Mg, H, dan Y ), lucidenic acid (D1 dan N), ganodermic acid TQ, dan 3,15-Diacetoxy-23-oxo-7,9(11),24E-lanostatrien-26-oicacid ; konsentrasi 3% menghasilkan 3 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y, C2, dan P) ; konsentrasi 6% menghasilkan 12 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Mg, Y, K, L, dan Mi) dan lucidenic acid (D1, M, dan G), ganoderiol A, ganodermic acid Ja, lucidone A dan ganoderol A ; konsentrasi 9% menghasilkan 5 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y U, dan N), lucidenic acid D1 dan ganoderal A ; konsentrasi 12% menghasilkan 5 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y dan N), lucidenic acid (D1 dan G), dan lucidone A. he research about the effect of the Tofu's liquid waste addition at cocopeat medium to productivity and triterpenoid Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst) kind has been done. This research used to experimental and descriptive method.The experimental method Complete Random Design was used to analyze the productivity consist of the treatment was added the Tofu's liquid waste there are 0%, 3%, 6%, 9%, and 12%. The descriptive method was used to analyze the triterpenoid content. The result from this research showed that the added of tofu's waste 3% gives optimum the effect of when primordial appears that is 205,2 day after inoculation (DAI) and wet weight mean that is 3,94622 gram on the first harvest but there's no effect at amount, diameter, and dry weight of Lingzhi. The added of Tofu's liquid waste with different concentrate will product a different kind of triterpenoid. The added of Tofu's liquid with concentration 0% producted 8 types of triterpenoids there are ganoderic acid (?, Mg, H,and Y), lucidenic acid ( D1 and N), ganodermic acid TQ, and 3,15-Diacetoxy-23-oxo-7,9(11),24E-lanostatrien-26-oic acid ; concentration 3% producted 3 types there are ganoderic acid (Y, C2, and P);concentration 6% producted 12 types there are ganoderic acid (Mg, Y, K, L and Mi), lucidenic acid (D1, M, and G),ganoderiol A, ganodermic acid Ja, lucidone A and ganoderol ; concentration 9% producted 5 types there are ganoderic acid (Y, U and N), lucidenic acid D1 , and ganoderal A; concentration 12% producted 5 types there are ganoderic acid (Y and N), lucidenic acid (D1 and G) and lucidone A.