Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang pertama (Norman Vincent Peale)

Pageviews last month

Search This Blog

Wednesday 4 December 2013

Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Kejadian ini memberikan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : 
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
(b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara
(c) gangguan terhadap permukiman penduduk, 
(d) pengurangan produktivitas lahan pertanian,
(e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb).  
Masalah mengenai lingkungan pada dasarnya memiliki solusi yang berasal dari lingkungan juga. Salah satunya efek rumah kaca dan pemanasan global yang bisa direduksi dengan bantuan mikroorganisme. Gas rumah kaca yang disebabkan oleh bahan bakar fosil, seperti karbon dioksida ketika dilepaskan di atmosfir, keberadaannya akan menghalangi panas yang akan meninggalkan bumi sehingga akan meningkatkan temperature bumi. Bila hal ini terjadi maka akan terjadi perubahan iklim yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan di lingkungan kita. Selain disebabkan oleh CO2, gas berikut juga memiliki kontribusi dalam pemanasan global, methane (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Peran mikroorganisme untuk mengurangi kadar gas pemicu terjadinya pemanasan global sangat dibutuhkan. Mikroorganisme dapat menjadi penyebab atau korban, namun juga dapat menjadi penyelamat alami mengatasi pemanasan global. 

Proses Terjadinya Pemanasan Global 
Gelombang cahaya matahari memanaskan bumi. Cahaya matahari ini harus melalui lapisan atmosfer yang menyelubungi dan melindungi bumi. Cahaya ini kemudian diserap oleh benda-benda yang ada di bumi. Sisanya dipantulkan kembali ke ruang angkasa melalui radiasi.
Atmosfer yang menyelimuti bumi terdiri atas campuran berbagai gas. Beberapa jenis gas seperti karbondioksida, dinitroksida, dan metana menahan panas matahari yang masuk dan mencegahnya kembali ke angkasa. Hal ini yang menyebabkan permukaan bumi tetap hangat sehingga bisa ditinggali makhluk hidup. Gas-gas tadi dinamakan Gas Rumah Kaca (GRK) karena efeknya mirip panel yang berfungsi menahan panas supaya rumah kaca tetap hangat.
Tetapi jika GRK terlalu banyak, panas matahari yang terperangkap di bumi terlalu banyak sehingga suhu bumi meningkat. Dari tahun ke tahun jumlah GRK semakin banyak karena polusi yang disebabkan manusia. Hal ini menyebabkan bumi semakin panas. Diantara semua gas tadi, Karbondioksida adalah GRK utama. Jumlahnya sekitar 80% dari keseluruhan GRK.
Ada banyak hal yang menimbulkan GRK. Karbondioksida muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara, gas, dan minyak. Penebangan hutan juga menyumbang tingginya karbondioksida di atmosfer. Saat pohon ditebang, ia melepaskan karbondioksida karena pohon berfungsi menyerap karbon. Pertanian juga ikut menyumbang GRK. Lahan pertanian yang dipupuk dengan pupuk bernitrogen  akan menghasilkan Dinitroksida.

Methanogen
Mikro organisme yang disebut methanogen yang hidup dalam habitat bebas oksigen, memproduksi gas methan yang cukup untuk memanaskan bumi agar tidak membeku. Untuk menciptakan efek rumah kaca sekuat itu, para peneliti dari NASA memperhitungkan konsentrasi karbondikosida di atmosfir sekitar dua persen. Artinya, diperlukan volume gas karbondioksida 50 kali lipat dari volume saat ini tetapi hanya dibutuhkan 0,1 persen konsentrasi gas methan untuk menjaga agar bumi tidak membeku. 
           Selama sekitar dua milyar tahun, mikroorganisme methanogen berkembang biak di bumi yang dipenuhi aktivitas vulkanisme. Methanogen mengkonsumsi karbondioksida dan hidrogen, yang dimuntahkan gunung api dan memproduksi gas methan sebagai produk buangan. Selama milyaran tahun konsentrasinya menjadi cukup besar untuk menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global di bumi. Diperkirakan, suhu bumi ketika itu, rata-rata 33 derajat Celsius atau jauh lebih panas ketimbang suhu rata-rata selama 100.000 tahun terakhir ini. Ketika produksi gas methan melebihi konsentrasi satu promile, sistem thermostat global di atmosfir bekerja dengan mengubah methan menjadi rantai polymer panjang yang menghalangi cahaya matahari sehingga menyebabkan terjadinya semacam penyejukan suhu global.
            Akibatnya, pada zaman kambrium yakni sekitar 542 juta tahun lalu, terjadi eksplosi biologi di permukaan bumi yaitu tiba-tiba keanekaragaman hayati meningkat secara drastis. Dalam waktu hanya 40 juta tahun, jumlah biomassa yang menjadi cikal bakal organisme modern semakin banyak jenisnya. Pemicunya diduga emisi oksigen ke atmosfer yang membunuh mikroorganisme methanogen, tetapi memunculkan semakin banyak organisme lain yang berderajat lebih tinggi. 

Pengendalian Pemanasan Global

1. Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.


2.Persetujuan internasional

Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janaerio, Brazil 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang. 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
   
3.Mikroba sungai kotor tekan pemanasan global

           Cara lain yang bisa dilakukan untuk adaptasi terhadap pemanasan global yaitu memanfaatkan bakteri yang biasa ditemukan di sungai kotor dan tercemar. Mikroba dari sungai tercemar bisa dimanfaatkan untuk mengikat unsur gas rumah kaca dari atmosfer dan rekayasa genetika pada bakteri jenis tertentu terbukti mampu mengikat karbondioksida dan metana, dua komponen terbesar gas rumah kaca, hingga 30 persen.

LYTHRACEAE


Semak, perdu atau pohon, tidak pernah memnjat. Daun berhadapan, berkarang atau tersebar, tunggal, tepi rata. Daun penumpu ada atau tidak ada. Bunga kebanyakan beraturan, berkelamin dua, berbilang 3-8, pada pangkalnya kerap kali dengan dua daun pelindung. Kelopak bersatu, kadang-kadang berseling dengan taju tambahan yang kecil. Daun kelopak tertancap di antara taju kelopak, kadang-kadang tidak ada. Benang sari satu sampai banyak, kerap kali tidak sama, kepala sari beruang dua. Bakal biji menumpang, kadang-kadang tertancap pada dasar tabung kelompok, beruang 1-7. Tangkai putik 1. Kepala putik bentuk titik atau tombol. Buah kotak membuka atau tidak, berbiji banyak.

1.        Pemphis

Perdu atau pohon kecil, tinggi 0,2-4 m. Batang utama pendek, kadang-kadang terlentang. Pada banyak bagian berambut halus. Daun berhadapan, bertangkai pendek, eliliptis memanjang, dengan pangkal bentuk baji, 1-3 kali 0,3-1,3 cm, berdaging tipis, sedikit asam. Bunga bertangkai pendek, bertangkai putik tidak sama, artinya sebagian dengan tangkai putik panjang dan benang sari pendek, sebagian dengan tangkai putik pendek dan benang sari panjang. Kelopak bentuk lonceng tabung, tinggi 6-8 mm, taju segitiga lebar, taju tambahan berbentuk paku. Daun mahkota eliptis sampai memanjang, panjang 6-8 mm, mengkerut, putih cerah. Benang sari berseling, antara yang panjang dan pendek,menancap pada tabung kelopak. Kepala putik lebar. Bakal buah beruang 1. Buah ellipsoid, lk sama panjang dengan kelopak, membuka dengan tutup. Biji bentuk baji, dengan tepi tebal. Hanya di tepi laut atau dekat laut, pada pantai berlumpur.

2.        Lagerstroemia
Pohon, tinggi 10 – 45 m. Daun bertangkai cukup pendek, oval, ellips, atau memanjang, serupa kulit, hijau tua, 9 – 28 kali 4 – 12 cm. Bunga bertangkai putik sama. Malai panjang 10 – 50 cm, di ujung atau dalam ketiak daun yang tinggi. Kelopak sisi luar berambut; tabung bentuk lonceng, dengan 12 atau 14 rusuk; taju lancip. Daun mahkota dengan kuku tipis, panjang lk 0,5 cm; helaian bulat telur terbalik sampai bentuk bulat, keriting, ungu, panjang lk 3 cm. Benang sari boleh dikatakan sama. Bakal buah beruang 3 – 7, gundul. Buah bentuk bola sampai bentuk bulat memanjang, berparuh panjangnya 2 – 3,5 cm, pecah menurut ruang dengan 3 – 7 katup. Biji cukup besar, pada pangkalnya dengan alat tambahan yang menebal, pada ujungnya dengan sayap berbentuk pisau. Di hutan yang ringan; kerapkali ditanam sebagai pohon hias. 1 – 300 ( - 800 m ).

3.        Lawsonia
     Perdu tegak, berduri atau tidak, tinggi 1,5 – 4 m. Rantai muda bersegi empat tajam sampai bersayap            empat, yang tua boleh dikatakan tajam. Daun berhadapan, bertangkai pendek, elliptis, bentuk memanjang     atau bulat telur terbalik, dengan ujung dan pangkal lancip, 1,5 – 5 kali 1 – 3 cm. Bunga berbau enak.             Malai di ujung dan di ketiak. Kelopak berbagi dalam; tabung bentuk kerucut terbalik, tinggi 1,5 cm; taju       bulat telur, menjauh, runcing. Daun mahkota duduk, bentuk ginjal, berlipat sekali, lebih panjang daripada       kelopak, kuning muda, kemudian kerapkali kemerahan. Bakal buah beruang 2 – 4. Kepala putik kecil.         Buah duduk di atas tabung kelopak yang datar, lk bentuk bola, diameter 5 – 8 mm,dimahkotai oleh               pangkal tangkai putik. Biji bentuk pyramid terbalik.