Perkiraan jumlah terdekat (JPT) pada perhitungan
bakteri didasarkan atas asumsi bahwa bakteri tersebar normal dalam medium cair,
yang berarti bila diamati berulang-ulang sampel dengan takaran yang sama dari
suatu sumber dapat diharapkan mengandung jumlah rata-rata yang sama, biarpun
antara sampel yang satu sedikit lebih atau kurang dari pada yang lain. Jumlah
rata-rata ini adalah jumlah perkiraan terdekat. Jika jumlah organism besar,
perbedaan antara jumlah sampel akan menjadi kecil, hasil hitungan masing-masing
sampel akan lebih mendekati rata-rata. Bila jumlah organism kecil perbedaan akan relatif besar (Usman, 1986).
Bila suatu cairan mengandung 100 organisme per 100 mL,
maka sampel 10 mL akan mengandung rata-rata 10 organisme. Beberapa diantara
sampe-sampel itu dapat mengandung lebih atau kurang, tetapi tidak mungkin ada
sampel yang tidak mengandung bakteri sama sekali. Bila sampel-sampel ini
ditanamdalam medium pembiakan, tiap sampel dapat diharapkan akan memperlihatkan
pertumbuhan.
Demikian pula sampel-sampel 1 ml akan mengandun rata-rata
masing-masing 1 organisme. Sampel-sampel 0,1 ml dapat diharapkan mengandung hanya
satu organisme diantara sepuluh sampel, dan bila ditanam kebanyakan tidak
memperlihatkan pertumbuhan.
Dalam metode MPN / JPT, pengenceran harus dilakukan lebih
tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang
berisi medium cair yang di inokulasikan dengan larutan hasil pengenceran
tersebut mengandung satu sel jasad renik, beberapa tabung mungkin mengandung
lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan
demikian, setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung,
yang dinyatakan sebagai tabung positf, sedangkan tabung lainnya negative (
Fardiaz, Srikandi. 1992).
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah
jasad renik didalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan
untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari
contoh tersebut. Grup jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga
bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan
Air
tanah mengandung zat-zat organik maupun zat-zat anorganik dan oleh karena itu
merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dia
dalam air yang mrngandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan
organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme-mikroorganisme yang
heteotrof. Temperatur turut menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar
30 °C atau lebih sedikit baik sekali bagi kehidupan bakteri pathogen yang
berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari, terutama sinar ultraugunya ,
memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraungu ke
dalam air tidak seberapa. (Dwidjoseputro, 1998). Contohnya bakteri golongan Coliform
yang merupakan bakteri yang dapat hidup
hanya pada usus hewan mammalia termasuk manusia. Penyebaran kotoran baik
manusia dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan
dapatmenyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini.
Kontaminasi
yang mencemari air digolongkan kedalam tiga kategori yaitu kimiawi, fisik dan
hayati. Kontominan-kontaminan
tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempengaruhi nyata terhadap kualitas
air (Peclzar, 1986).
Kontaminan tersebut mempunyai potensi sebagai pembawa
mikroorganisme patogenik sehingga air dapat membahayakan kesehatan dan
kehidupan bagi manusia.Terdapat berbagai jenis penyakit yang bersumber dari
air. Penyakit yang bersumber dari air disebabkan karena meminum air yang
tercemar oleh mikroorganisme. Sebenarnya sumber infeksi tersebut bukan
bersumber dai airnya, melainkan tinja yang berasal dari manusia tau hewan yang
telah mencemari air tersebut. Tinja tersebut mengandung pathogen-patogen
enterik bila bersumber dari orang yang sakit atau penular penyakit. Pemindahn
organisme-organisme penyakit yang bersumber dari air tersebut dapat terjadi
secra langsung daripada ini, contohnya pemindahan organisme dapat terjadi dari
ekstreta penderita ke mulut orang lain lewat tangan atau benda-benda yang
secara potensial tercemari mikroorganisme patogenik. Adapun penyakit-penyakit
yang bersumber dari air yang tercemar oleh mikroorganisme yang pathogen antar
lain :
- Demam tifoid
Merupakan penyakit menular yang akut dan disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Gejalanya seperti demam, perut gembung, sukar
buang air besar, pusing, lesu, tidak bersemangat, susah buang air besar, lesu,
mual dan muntah. Bakterinya dapat dijumpai dalam tinja baik Selma sekit maupun
selama masa penyembuhan. Pencehannya yang dapat dilakukan yaitu dengan sanitsi
yang baik, penular penyakit harus dikenali dan dicegah agar tidak menangani
pengelolahan dan penanganan makanan
- Shigellosis
Lebih
dikenal dengan disentri basilar yaiyu suatu reaksi peradangan akut saluran
pencernaan yang disebabkan oleh bakteri golongan genus Shigella. Penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan zat alir dan
elektrolit seperti garam dan mineral.
- Kolera
Merupakan
sutau penyaki akut yang disebabkan oleh enterotoksin yang dihasilkan oleh Vibrio
cholerae yangmembentuk koloni di dalam usus kecil. Gejalanya meliputi
muntah-muntah, buang air besar seperti air beras dalam jumlah yang banyak
sehingga menyebabkan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan naiknya keasaman
darah. Bila tidak diobati penyakit tersebut dapat menyebaban kematian.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu menjaga kebersihan pribadi dengan baik,
air yang digunakan untuk minum haruslah air bersih dan steril.
- Disentri
ameba (amebiasis)
Merupakan
penyakit pada manusia dan hewan-hewan lain yang disebabkan oleh amoeba jenis Entamoeba
histolytica. Gejala-gejala
seperti diare sewaktu-waktu sampai diare berat yang kadag-kadang mematikan.
Pada kasus yang berat, mikroorganisme tersebut dapat menyerang selaput lender
usus sehingga dapat meyebabkan luka. Pencegahannya dengan menjaga kebersihan
lingkungan terutama air yang bersih.Organisme penyebab penykit-penyakit
tersebut terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita infeksi dan
ketika dibuang dapat memasuki kumpulan air yang pada akhirnya berfungsi sebagai
sumber air minum. Sejlan dengan hal tersebut maka harus ada prosedur untuk
memeriksa air dan menetapkan kualitas mikroorgansimenya, metode pemurnian hari
untuk menyediakan air minum yang aman dan fasilitas tempat pembersihan air
sebelum dibuang dan digunakan. Pada pemeriksaan mikroorganisme terhadap air
yang menentukan aman atau tidaknya untuk diminum dapat digunkan mikroorganisme
indikator. Istilah tersebut sebgaiaman digunkan dalam analisis air mengacu pada
sejenis mikroorganisme yang kehadirannya dalam air merupakan bukti bahwa air
tercemar oleh bahan tinja manusia atau hewan-hewan berdarah panas. Artinya
terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogenik, yang secara
berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke dalam air tersebut.
(Peclzar, 1986).
Beberapa ciri
penting suatu organisme indikator antara lain:
·
Terdapat dalam air
tercemar dan tidak ada dalam air yng tidak tercemar.
·
Terdapat
dalam air bila ada patogen.
·
Mempunyai
kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen.
·
Jumlah
mikroorganisme indikator berkolerasi dengan kadar polusi.
·
Mempunyai
sifat yang seragam dan mantap.
·
Tidak
berbahaya bagi manusia dan hewan.
·
Terdapat
dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen.
·
Mudah
dideteksi dengan teknik- teknik laboratorium yang sederhana.
Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi
untuk menentukan sesuai tidaknya untuk digunakan sebagai mikroorganoisme
indicator. diantara organisme-organisme yang dipelajari yang hampir memenuhi
semua persyaratan sebagai mikroorganisme indicator yang ideal yaitu bakteri
golongan Coliform terutama Escherichia coli, bakteri tersebut
dianggap sebgai indicator polusi tinja yang dapat diandalkan.Escherichia
coli merupakan penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan
berdarah panas. Pada umumnya tidak patogenoik. Anggota lainnya kelompok Coliform
adalah Ksebsiella pneumoniae yang tersebar luas dialam. Terdapat ditanah air, padi-padian, dan juga pada
saluran pencernaan manusia dan hewan. Enterobacter aerogenes, sejenis
bakteri Coliform yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan
berdarah panas, juga terdapat di tanah, air dan produk-produk diari. Coliform
sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai dicirikan sebagai baktri berbentuk
batang gram negative, tidak membentuk spora, aerobic dan anaerobic fakultatif
yang memfermentasi lactose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35°C (Pelczar,1986) .
Kelompok
Coliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota genus
lainnya seperti Salmonella dan Shigella yaitu dua genera yang
mempunyai spesies-spesies enteric patogenik. Namun, ada perbedaan biokimiawi
utama yang nyata yaitu bahwa Coliform dapat memfermentasi lactose dengan
menghasilkan asam dan gas sedangkan Salmonella dan Shigella tidak
memfermentasi lactose. Sebagaimana akan menjadi jelas kemudian, fermentasi
lactose merupak kunci di dalam prosedur laboratorium untuk menentukan
potabilitas air.
Dalam metode MPN, dari setiap pengenceran dimasukan 1 ml
masing-masing ke dalam tabung yang berisi edium, dimana untuk setiap
pengenceran digunakan tiga atau lima seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu
dan waktu tertentu, dihitung jumlah tabung yang positif, yaitu tabung yang
ditumbuhi jasad renik yang ditandai dengan timbulnya kekeruhan. Misalnya pada
pengenceran pertama ketiga tabung menghasilkan hasil yang positif, pada
pengenceran kedua tabung positif, pada pengenceran ketiga satu tabung positif,
dan pada pengenceran terakhr tidak ada tabung yang positif. Kombinasinya
menjadi 3,2,1,0 dan jka diambil tiga pengenceran yan pertama kmobinasinya akan
menjadi 3,2,1. Angka kombinasi ini kemudian ini kemudian dicocokan dengan table
MPN, dan nilai MPN dapat dihitung sebagai berikut :
MPN contoh = Nilai MPN dari tabel x 1/pengenceran tabung
tengah
Metode MPN dapat digunakanuntuk menghitung jumlah jasad
renik tertentu yang terdapat diantara campuran jasad renik lainnya. Sebagai
contoh, jika digunakan Lactose Broth maka adanya bakteri yang dapat
menfermentasi laktosa ditunjukan dengan terbentuknya gas didalam tabungdurham.
Cara ini biasa digunakan untuk menentukan MPN Coliform terhadap air atau
minuman karena bakteri Coliform termasuk bakteri yang dapat
menfermentasi laktosa.
Bakteri golongan Coliform merupakanbakteri yang
hidup hanya pada usushewan gologan Mammalia termasuk manusia. Penyebaran kotoran baik manusia dan hewan yang tidak
terkontrol dalam linkungan perairan dapat menyebabkan lingkungan perairan
tercemar oleh bakteri ini.
Ada tiga dasar untuk mendeteksi keberadaan bakteri
golongan Coliform dalam air,
yaitu :
1. Uji pendugaan ( Presumtive test )
2. Uji Lanjutan ( Confirmed Test )
3. Uji Pelengkap ( Complete Test )
Pengujian – pengujian ini dugunakan untuk mendeteksi
keberadaan bakteri golongan Coliform yang merupakan indicator
terkontaminasi lingkungan perairan oleh fekal ( faeces hewan mammalian ).
Bakteri Coliform adalah bakteri gram negative, batan tidak berspora dan
mampu melakukan fermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas yang
terbentuk setelah dieramkan selama 24 jam pada suhu 37ÂșC.
No comments:
Post a Comment