Jamur kuping
termasuk jamur kayu, merupakan species yang memiliki tubuh buah paling besar
diantara familia Auriculariceae. Heminium yang menghasilkan basidium panjangnya
dan bersel 4, terdapat pada permukaan bawah. Jamur segar umumnya mengandung
85-89 persen air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 persen (berat
kering) terdiri atas asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan
phoshpolipida. Karbohidrat ada dalam bentuk glikogen, khitin, dan sebuah
polimer N-asetil glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur.
Jamur
kuping memiliki permukaan bagian atas yang agak mengkilat dan halus, bagian
bawah berbulu halus dan banyak mengandung spora. Tubuh buah duduk atau bertangkai
pendek,berbentuk mangkok beraturan, biasanya berlekuk tak beraturan.
Penampangnya beberapa cm sampai 2 dm, kalau basah seperti agar-agar, kalau
kering menjadi kerupang kecil,berwarna coklat tua atau hitam, kenyal seperti
tulang muda.
Jamur kuping
telah lama dikenal oleh masyarakat, jauh sebelum jamur merang dibudidayakan,
karena banyak tumbuh pada media kayu di desa-desa, tumbuh di kayu yang telah
busuk. dan biasa dibiarkan begitu saja. Jamur kuping dikenal dengan banyak
nama, karena terdapat di mana-mana. Di Jawa Barat dinamakan supa lember. Di
Eropa dikenal dengan nama Oortjeszwam, di Jepang dengan nama Kikurage, orang
Yahudi menyebutnya Jew's ear fungi. Di Indonesia, jamur kuping
bisa ditemukan di sekitar Bogor ,
Sukabumi atau tempat sejuk lainnya seperti di daerah Yogya. Sedangkan di luar
negeri banyak di budidayakan di Taiwan ,
Hongkong , Vietnam ,
Malaysia .
Sebagai organisme yang tidak berklorofil,
jamur tidak dapat melakukan fotosintesis seperti halnya tumbuh – tumbuhan.
Dengan demikian jamur tidak dapat menggunakan energi matahari secara langsung.
Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, protein,
dan senyawa pati. Bahan – bahan ini akan diurai dengan bantuan enzim yang
diproduksi oleh hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk
tumbuh dan berkembang. Semua jamur yang bersifat edibel bersifat saprofit yaitu
organisme yang hidup dari senyawa organik yang telah mati (Sinaga, 1999).
2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi
jamur kuping menurut Alexopolous dan Mins (1979) adalah sebagai berikut:
Kingdom Fungi
Division Amastigomycota
Ordo Auriculariales
Family Auriculariae
Genus Auricularia
Species A. polytricha (Mont. )Sacc.
2.2.2 Perkembangan dan Siklus Hidup
Menurut
Alexopoulus, J (1979) bahwa siklus hidup dari anggota Basidiomycetes ini
terdiri dari 9 tahap, dimana tahap perkembangannya meliputi :
- Perkecambahan basidiospora,
- Pembentukan miselium hamokariotik yang haploid, jika terjadi siklus aseksual akan dihasilkan oidia,
- Proses plasmogami,
- Terbentuk miselium fertile, jika terjadi siklus aseksual akan menghasilkan spora binukleid,
- Pembentukan tubuh buah jamur,
- Pembentukan basidia,
- Peleburan
sepasang nuclei dari 2 tipe induk (kariogami),
- Berlangsungnya
proses meiosis,
- Terbentuknya
basidiospora.
Auricularia
polytricha berkembang
biak dengan spora. Di tempat yang lembab spora-spora ini akan berkecambah
membentuk semacam benang halus yang dinamakan hifa. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh. Jalinan
sejumlah hifa yang membentuk jaringan disebut miselium.
terimakasih
ReplyDeleteTempat hidup di mana?
ReplyDelete